The Jakmania Kecewa Sikap Ketum Persija dan Pengprov DKI
Suporter Persija Jakarta, The Jakmania, mengaku kecewa atas sikap Toni Tobias dan Hardi yang memberikan dukungan kepada calon Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2011/2015, Adhan Dhambea.
Ketua Umum (Ketum) Persija Jakarta dan Ketua Pengprov DKI Jakarta tersebut, datang ke Manado, Sulawesi Utara, untuk membantu Dhambea dalam menggalang dukungan suara kepada pemilik suara sah di Kongres PSSI pada 20 Mei mendatang, agar sukses sebagai orang nomor satu di organisasi olahraga tertua di Indonesia.
Dalam pandangan The Jakmania, hal tersebut bertentangan dengan tujuan utama Persija yang sudah membulatkan tekad untuk mengusung Sutiyoso sebagai calon Ketua Umum PSSI.
“Sikap kedua sangat mencederai perjuangan Persija dan The Jakmania yang sudah berkomitmen untuk mendukung langkah Sutiyoso. Kami sangat kecewa dengan sikap mereka yang tidak sejalan dan keluar dari perjuangan kami,” terang Sekretaris Umum The Jakmania, Richard Achmad, kepada Bola.net, Senin (9/5).
Karena itu, The Jakmania menuntut keduanya tidak sebatas meminta maaf secara tertulis saja, namun juga segera mundur dari posisinya. Perbuatan keduanya, disebut The Jakmania tidak pantas mendapat ditoleransi lagi.
“Keduanya tidak mampu memberikan contoh yang baik. Karena itu, kami sudah tidak mengakuinya lagi dan berharap kedua segera turun dari posisinya,” tutupnya
Sutiyoso: Jaga Nama Indonesia di Mata FIFA dan AFC
Jakarta – Salah satu calon Ketua Umum PSSI, Sutiyoso, menyayangkan ricuh di Kongres PSSI. Padahal, menurut Sutiyoso, Kongres ini dihadiri utusan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Situasi Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta yang dimulai sekitar pukul 14.30 WIB mendadak panas seusai dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng. Banyak peserta melakukan interupsi. Rata-rata mereka yang berasal dari Kelompok 78 mempertanyakan alasan penolakan FIFA kepada George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI.
Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar pun terpaksa melakukan skors Kongres, sekaligus untuk istirahat, salat, dan makan malam. Saat ke luar dari ruangan Kongres, Agum belum mau berkomentar banyak.
“Nanti aja deh, ya. Nanti aja deh,” kata Agum ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan Kongres akan deadlock.
Bahkan, utusan FIFA, Thierry Regenass dipaksa untuk memberikan pernyataan. Tapi, para peserta masih tidak puas atas keterangan direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA ini. Mereka terus memaksa untuk dilakukan voting agenda yang akan dibahas di Kongres yang sebelumnya sudah disusun Komite Normalisasi.
“Mari jaga nama baik Indonesia di mata wakil FIFA. Jangan sampai kita menjelekkan nama Indonesia di depan FIFA dan AFC,” kata Sutiyoso yang juga hadir di Hotel Sultan. “Biarkan Kongres berjalan dengan mekanisme yang ada. Jangan banyak yang ngotot, teriak-teriak.”
Sementara itu, Sekretaris Umum Persisam Samarinda, Yunus Nusi yang juga anggota Kelompok 78 menyebut kubunya tetap solid untuk menggolkan voting. Mereka tetap meminta agar Komite Banding Pemilihan menjelaskan alasan meloloskan George Toisutta dan Arifin Panigoro maju dalam pencalonan. Meski dua nama ini telah dilarang oleh FIFA dan tak diverifikasi oleh Komite Normalisasi.
“PSSI menerima surat banding GT-AP meskipun tidak diverifikasi dari awal. Kalaupun voting, kami yakin suara Kelompok 78 tetap solid,” kata Yunus.
Foke Minta Jakmania Berlaku Tertib
Tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum pendukung Persija Jakarta saat laga kandang Persija versus Persipura dan Persiwa membuat Gubernur DKI Fauzi Bowo ikut berkomentar. Orang nomor satu di Jakarta ini begitu menyesalkan adanya kejadian ini. Dia pun menghimbau agar supporter Persija harus bisa disiplin dalam menjaga ketertiban umum. “Saya sudah berbicara ke pimpinan The Jakmania dalam menjalankan organisasi yang baik diperlukan kedisiplinan agar nantinya para anggota akan dihormati,” jelas Gubernur yang akrab dipanggil Foke ini.
Lebih lanjut Foke mengatakan sikap disiplin tak hanya untuk anggota The Jak saja tapi bagi semua elemen pendukung Persija lainnya yang bukan anggota, agar citra Jakmania tetap terjaga dengan baik di mata masyarakat.
Oleh karenanya ia berharap Jakmania bisa berkordinasi dengan baik di saat menyaksikan pertandingan, baik dengan anggota maupun dengan simpatisan Persija lainnya. Foke juga menyarankan jika ada anggota Jakmania yang melakukan tindakan anarkis harus dikenakan sanksi.
“Yang jelas saya imbau tiap anggota Jakmania harus bertanggung jawab dalam menjaga ketertiban,” pungkasnya.
Persija Dipastikan Jamu Semen Padang dan Pelita Jaya di Solo
Jakarta — Persija Jakarta sudah pasti akan menjamu pesaing beratnya, Semen Padang di Stadion Manahan, Solo, 2 Juni 2011. Tim berjuluk Macan Kemayoran ini terpaksa menjalani laga usiran itu setelah melakoni laga tandang ke Sriwijaya FC pada Minggu 29 Mei 2011. Kondisi ini merugikan Persija yang berambisi menjadi runner-up musim kompetisi 2010/2011.
“Sebenarnya kita rugi. Kalau main di Stadion GBK (Gelora Bung Karno) dengan dukungan suporter, kita optimistis menang dan bisa menduduki posisi dua karena target kita itu,” kata Benny Erwin, Sekretaris Umum Persija Jakarta, kepada wartawan, Kamis 26 Mei 2011. Bentrok tersebut menjadi salah satu penentu rivalitas kedua tim papan atas Liga Super ini.
Kans Persija cukup besar untuk menggantikan posisi Semen Padang yang kini menempel pimpinan klasemen Persipura Jayapura, 48 poin. Selisih poin keduanya tipis, Semen Padang menggoleksi 42 sedangkan persija 40. Dengan sisa dua pertandingan lebih banyak ketimbang rivalnya, Persija berpeluang besar menjadi runner up di akhir kompetisi musim ini.
Benny mengaku mendapat dua opsi, yaitu bermain di GBK tetapi tanpa penonton atau bermain di Manahan Solo dengan penonton. “Kami milih di Solo agar tidak rugi banyak karena The Jak masih mungkin akan datang memberi dukungan. Apalagi itu hari libur, jadi kemungkinan bisa mencapai 10 ribu suporter,” katanya.
Tiga hari setelah menjamu Semen Padang, Persija akan menghadapi Pelita Jaya di tempat yang sama. Meskipun bermain di Solo, Benny optimistis timnya bisa meraih poin penuh pada dua laga tersebut karena Bambang cs sudah sering main di daerah Jawa Tengah itu.
Pelatih Persija, Rahmad Darmawan menyayangkan adanya larangan itu. “Menjelang akhir kompetisi, kami butuh dukungan suporter apalagi kita sedang berusaha mencari poin maksimal. Tapi saya tetap menjaga fokus pemain agar tidak terganggu dengan kondisi itu,” kata Rahmad yang dihubungi secara terpisah.
Suporter The Jakmania mengaku kecewa tidak bisa menyaksikan klub kesayangannya bermain di Jakarta. Namun, mereka tetap yakin Macan Kemayoran akan merebut kemenangan meski bermain usiran. “Ambil positifnya saja. Karena juga sering menang main di sana,” kata Richard Ahmad, Sekretaris The Jakmania.
Kegagalan Kongres PSSI Bikin RD Menangis
“Bang saya sedih melihat sepakbola Indonesia. Saya menangis melihat keadaan ini,” ujar Anton Sanjoyo membacakan pesan yang dikirimkan Rahmad kepadanya dalam sebuah acara di tvOne, malam tadi.
Saat dihubungi VIVAnews, Rahmad juga bersikap sama. Rahmad mengaku sedih melihat kondisi sepakbola Indonesia saat ini. “Saya belum bisa ngomong apa-apa Bang. Yang pasti saya sangat sedih melihat kondisi ini,” ujar Rahmad.
“Saya sangat terpukul melihat sepakbola kita. Saya menyaksikan jalannya Kongres sejak awal. Harusnya mereka sadar, ini (Kongres) untuk kepentingan rakyat Indonesia bukan kepentingan kelompok tertentu,” bebernya.
Kongres PSSI yang berlangsung di Hotel Sultan, Senayan, malam tadi akhirnya terhenti tanpa menghasilkan keputusan apapun. Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar menghentikan Kongres karena suasana yang tidak kondusif lagi.
Kisruh tercipta setelah Kelompok 78 ngotot ingin merubah agenda Kongres PSSI. Mereka memaksa untuk Agum untuk memberi kesempatan kepada Komite Banding menjelaskan keputusannya meloloskan Arifin Panigoro dan George Toisutta.
Kedua kandidat ini tidak masuk dalam daftar calon karena sudah dilarang oleh FIFA. Padahal Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass juga sudah menjelaskan alasan FIFA melarang kedua kandidat itu.
Rahmad baru saja ditunjuk sebagai pelatih kepala timnas U-23 proyeksi SEA Games 2011. Kegagalan Kongres PSSI akan memupus asa Garuda Muda untuk tampil pada multi even se Asia Tenggara yang akan digelar di Jakarta nanti.
The Jak Mania Dukung Keputusan Komite Normalisasi
The Jak Mania berharap pihak-pihak yang tidak lolos tidak memaksakan kehendak.
Oleh Tegar Paramartha
14 Mei 2011 12:30:00
Keputusan Komite Normalisasi untuk tidak merespon putusan Komite Banding yang meloloskan nama George Toisutta dan Arifin Panigoro, tampaknya mendapat dukungan dari banyak. Dan salah satunya adalah kelompok suporter Persija Jakarta, The Jak Mania.Ketua Umum The Jak Mania, Larico Ranggamone, mendukung hasil kerja Komite Normalisasi yang sudah mengumumkan daftar calon tetap untuk ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif (Exco) yang maju pada Kongres 20 Mei mendatang.
"Kami mendukung hasil kerja Komite Normalisasi yang sudah mengumumkan daftar calon tetap Exco periode 2011-2015 yang maju pada Kongres 20 Mei," katanya.
Selain itu Larico berharap pihak-pihak yang tidak lolos tidak memaksakan kehendak mereka. Larico khawatir apabila masih ada pihak-pihak yang ngotot, maka FIFA tidak segan-segan untuk menjatuhkan sanksi untuk Indonesia.
"Kami berharap pihak-pihak atau kelompok yang calonnya tak lolos untuk tidak memaksakan kehendak. Kami berharap FIFA tidak memberikan sanksi untuk Indonesia karena kisruh sepak bola. Jika sanksi itu terjadi dan Indonesai tak bisa tampil di SEA Games. Kami sebagai suporter akan mengajak seluruh suporter Indonesia untuk melakukan aksi menuntut pihak-pihak yang menyebabkan hal itu," tegasnya.