Apa jadinya bila Persija berlaga
Kota Jakarta orens orens dan menyala
Apa jadinya bila Persija juara
The Jakmania satu hati satu cinta
Ku anak Jakarta Ku dukung Persija
Ujan panas cuekin aja
Ku anak Jakarta Ku dukung Persija
Enyak babe doa restunya
Gegap gempita,,
begitulah suasana yang kita saksikan tiap Persija Jakarta, salah satu klub besar sepak bola yang dimiliki kota Jakarta sedang berlaga. Puluhan ratusan bahkan ribuan The Jakmania (klub suporter persija) memenuhi stadion. Oranye, warna kebesaran mereka terlihat dimana-mana. Sungguh sebuah euforia, fanatisme dan kesetiaan akan sebuah Klub sepak bola. Mereka tak hanya mendukung tim kesayangan mereka selama 90 menit pertandingan.Tapi dukungan mereka terus mengalir di dunia maya, lewat berbagai forum didalam situs jejaring sosial. Bahkan sebuah jargon yang diusung salah satu komunitas the Jakmania adalah “PERSIJA SAMPAI MATI”. Ribuan suporter Persija Jakarta itu bukan hanya mengelu-elukan klub kebanggan mereka,tapi juga rela mati demi membela Persija Jakarta. MILITAN!
Namun dibalik gegap gempita kejayaan Klub sepak bola ibu kota tersebut, banyak pemandangan miris yang harus kita saksikan. Di ibu kota pesepakbola muda tak lagi punya ruang gerak yang lapang seperti para seniornya di Persija Jakarta. Mengapa?? karena tak banyak lagi lapangan bola tersisa. Stadion menteng telah di gusur, Stadion UMS pun tinggal menunggu eksekusi. Kini giliran stadion lebak bulus mendapat giliran. Lalu dimanakah tempat untuk anak-anak generasi penerus Bambang Pamungkas dkk. berlatih dan bermain bola??? apakah mereka harus mengubur mimpi mereka untuk menjadi pesepakbola profesional hanya karena tak ada tempat untuk mereka berlatih?? bayangkan, mereka sampai harus bermain bola di kuburan, saking tak ada lagi lapangan bola di ibukota ini!
Kita tak bisa selamanya mengandalkan Greg Nwokolo, kita tak bisa terus menerus mengandalkan Ismed Sofyan, Bambang Pamungkas pun tak bisa selamanya memperkuat Persija Jakarta. Harus ada regenerasi, harus ada orang yang peduli terhadap penerus-penerus Persija Jakarta yang lahir dari kota ini. Bukan ekspansi dari negeri antah berantah. Jika tak ada yang peduli. Jika tak ada yang berbuat sesuatu. Jika keadaannya terus menerus seperti ini, mungkin lagu-lagu yang The Jakmania nyanyikan hanya akan menjadi kenangan. Dan ketika kita tua nanti tak kan ada lagi ribuan suporter yang tak kenal hujan tak kenal terik matahari bergerombol membela Persija Jakarta. Kita hanya akan duduk di kursi goyang, mengenang masa-masa itu sambil bersenandung kecil :
hari ini kutinggalkan pekerjaan
siap-siap tuk nonton pertandingan
orang bilang aku ini kesurupan
demi Persija apa pun ku lakukan
Persija Jakarta ooo Persija Jakarta ooo
Sampai Kapan Permusuhan Ini Berakhir?
Kita pasti pernah liat perseteruan antara Pengurus-pengurus sepakbola Indonesia dengan Pengurus lainnya. Tetapi kita tak membicarakan itu, karena kita tak mungkin bisa memikirkan itu terlalu jauh. Lalu apa yang akan kita bahas? Yups, perseteruan antar sporter yang selalu memakan korban dan merugikan orang banyak yaitu perseteruan antara sporter The Jakmania pendukung dari Persija Jakarta dengan Viking pendukung dari Persib Bandung.
Perseteruan antar sporter ini sudah lama terjadi mulai dari tahun 2000 yang disebabkan dari hal sepele menjadi hal yang membesar dan membuat permusuhan ini menjadi abadi sampe sekarang. Mungkin dalam hati kita bertanya-tanya “Sampai kapan permusuhan ataupun perseteruhan ini selesai dengan damai?,” kalau menurut saya sebagai penulis, itu tergantung dari diri kita masing-masing yang bisa menyikapinya. Apakah kita bisa menyikapinya dengan jiwa Nasionalisme atau apakah kita menyikapinya dengan Emosional demi kepentingan pribadi.
Kalau menurut saya sebagai penulis, saya cukup bangga dengan pengurus-pengurus pusat The Jakmania maupun anggota-anggota The Jakmania pendukung dari Persija Jakarta. Kenapa ? Karena menurut saya pribadi The Jakmania lebih mementingkan Jiwa Nasionalisme dibanding Jiwa Emosional. Berbagai upaya telah dilakukannya untuk mencapai perdamaian. Yaa.. memang tak semua anggota-anggota The Jakmania berjiwa Nasionalisme, tapi Dari yang saya perhatikan di Stadion saat Persija Jakarta bertanding saya tak pernah lagi mendengar lagu-lagu rasis yang menjelek-jelekin sporter lain. Dan saya juga pernah melihat seorang anak The Jak yang membantu seorang bapak yang menggunakan kostum atribut Sporter Persib Bandung saat memperbaiki sepeda motornya yang lagi rusak di Jalan Raya Kota Jakarta.
Tapi mengapa sebaliknya saat saya melihat dan mendengar kabar bahwa ada seorang anak yang memakai baju Persija Jakarta di kota Bandung malah dipukuli sampai cedera total yang mengakibatkan anak tersebut menjadi cacat. Dan ada juga kendaraan-kendaraan yang berplat “B” dihancurkan, serta beberapa hal lagi yang membuat rugi orang banyak. Jika mereka mempunyai jiwa Nasionalisme maka mereka seharusnya tak berbuat anarki sperti itu. “Apakah kalian tak malu?” dan “Apakah kalian mau seperti ini terus?”. Mana Jiwa Nasionalisme-Mu wahai Viking.
Saya yakin jika kau (Viking) mau mengibarkan bendera perdamaian maka The Jakmania siap untuk berdamai dan berjabat tangan dengan Viking dalam suasana Nasionalisme pada Sepakbola kita. Janganlah kau malu untuk kita berdamai…!!! Dan ayolah kita berdamai dengan rasa cinta tanah air negeri Indonesia ini. Karena jika kau tak mau berdamai maka janganlah sebut dirimu anak bangsa Indonesia. Ingatlah Nasionalisme serta sejarah-sejarah Negara Republik Indonesia.
Kita seharusnya malu dong sama Pahlawan-pahlawan Indonesia yang sudah berjuang untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan mengusir penjajah dari Negara ini!
” thejakmania.net ”
gaulnya para Jakmania didunia tidak nyata tapi bukan berarti tidak nyata loh… para Jakmania tetap ada penampakan !
thejakmania.net merupakan situs resmi Organisasi Jakmania, yang hadir untuk memenuhi dahaga akan Informasi dan Komunikasi
"Bangjak ” ( Badan Pengabdian Jakmania ) unit kerja Jakmania ini terdiri dari 3 (tiga) biro kerja
1. Biro Medis
2. Biro SAR
3. Biro Sosial